KOMPAS.com - Penipuan di Facebook, penculikan remaja
oleh teman Facebook, bahkan perkosaan, dan pembunuhan, sudah jadi hal “biasa”
yang kita dengar di berita. Benarkah teknologi sekejam itu?
Tidak, teknologi tak pernah kejam. Manusia pelakunya lah yang sadis, tega melakukan apa saja demi tujuannya. Dan sang korban lah yang terlalu lengah, mempercayakan semua pada teknologi.
Barangkali akibat anak-anak Indonesia jarang dipesan; “Do not talk to stranger!”. Orang tua di sini justru cenderung berpesan, “Ramahlah pada orang lain.” Apa betul?
Apapun itu, anak-anak dan remaja wajib dibekali wawasan bahwa internet adalah belantara maya yang tak semua penggunanya orang baik. Kasus-kasus kriminal di atas tadi contohnya. Dan itu bukan dominasi kota besar. Bahkan pembunuhan dua wanita oleh “teman” Facebook justru terjadi di Bukittinggi, Sumatera Barat.
Bagaimana mengajarkan anak dan remaja untuk menjaga privasi di dunia maya?
Tidak, teknologi tak pernah kejam. Manusia pelakunya lah yang sadis, tega melakukan apa saja demi tujuannya. Dan sang korban lah yang terlalu lengah, mempercayakan semua pada teknologi.
Barangkali akibat anak-anak Indonesia jarang dipesan; “Do not talk to stranger!”. Orang tua di sini justru cenderung berpesan, “Ramahlah pada orang lain.” Apa betul?
Apapun itu, anak-anak dan remaja wajib dibekali wawasan bahwa internet adalah belantara maya yang tak semua penggunanya orang baik. Kasus-kasus kriminal di atas tadi contohnya. Dan itu bukan dominasi kota besar. Bahkan pembunuhan dua wanita oleh “teman” Facebook justru terjadi di Bukittinggi, Sumatera Barat.
Bagaimana mengajarkan anak dan remaja untuk menjaga privasi di dunia maya?
- Ceritakan pada mereka soal kasus-kasus kriminal yang
terjadi akibat dipicu “teman” Facebook, atau “teman” di internet lain.
Cukup googling saja, Anda akan menemukannya.
- Pesan untuk tidak mudah percaya ke “teman” di dunia
maya, sebaik apapun dia. Justru semakin baik, semakin layak dicurigai.
- Jangan berbagi data pribadi seperti nomor telepon
rumah, nomor ponsel, alamat rumah, alamat sekolah, nomor rekening, atau
semua yang memungkinkan “teman” dunia maya melacak jejak anak kita
- Tekankan betapa berbagi foto pribadi, terlebih lagi
yang dalam pose vulgar, akan merugikan si anak di kemudian hari. Bahkan
anak di bawah umur pun bisa jadi objek kaum pedofil.
- Pesan wanti-wanti betapa berbahayanya menemui “teman”
dunia maya di dunia nyata, kendati sebaik apapun atau sedahsyat apapun
rayuannya. Bangkitkan kembali kisah-kisah kejahatan oleh “teman” dunia
maya yang pernah ada.
- Komunikasi yang baik, terbuka, antara anak dengan orang
tua tetap jadi kunci utama. Mayoritas anak atau remaja yang mudah percaya
dengan “teman” dunia maya adalah mereka yang merasa kurang diperhatikan
oleh orang tua.
Enam
langkah di atas memang selintas mudah dilakukan, namun jika dipraktikkan, akan
banyak tantangannya. Sebab anak atau remaja bukanlah anak panah yang dengan
mudah kita sasarkan ke target.
Seperti kata Kahlil Gibran, anakmu bukanlah milikmu. Mereka punya jiwa, raga, dan dunia sendiri. Namun, dengan cinta kasih, segala hal yang sulit bukanlah tidak mungkin. Apalagi, sudah pasti orang tua tak ingin anak-anaknya menjadi korban kriminal “teman” dunia maya.
Seperti kata Kahlil Gibran, anakmu bukanlah milikmu. Mereka punya jiwa, raga, dan dunia sendiri. Namun, dengan cinta kasih, segala hal yang sulit bukanlah tidak mungkin. Apalagi, sudah pasti orang tua tak ingin anak-anaknya menjadi korban kriminal “teman” dunia maya.
Analisa:
Memang sedang ramai-ramainya perbincangan tentang kejahatan yang terjadi dunia maya, kini orangtua pun harus ekstra waspada kepada anak-anaknya. Orangtua berperan besar dalam mendidik dan membekali pengetahuan kepada anak-anak mereka, khususnya tentang cyber crime atau kejahatan dunia maya. Dengan pengarahan yang tepat seharusnya orangtua juga mengawasi aktifitas internet yang dilakukan oleh anak, tetapi dalam hal ini banyak orang tua yang masih buta teknologi jadi agak sulit memantau mereka, untuk mengatasinya orang tua harus tetap berkomunikasi dengan telepon dengan si anak setelah dia pulang sekolah,les,atau pergi belajar bersama temannya.
No comments:
Post a Comment