Pages

Wednesday, June 18, 2014

Democracy All The Way

Hanya menunggu waktu yang kurang dari 3 minggu, rakyat Indonesia menantikan sebuah pesta demokrasi yang diadakan lima tahun sekali, yaitu pilpres atau pemilihan presiden secara langsung, umum, bebas dan rahasia. 

Tanggal 9 Juli 2014 adalah tanggal yang dipilih untuk melaksanakan pesta ini. Sebelumnya diadakan pemilu legislatif pada tanggal 9 April untuk memilih anggota DPR, DPD, dan DPRD yang serentak dilaksanakan di seluruh Indonesia. Pemilu legislatif yang dimenangkan oleh 3 partai besar yaitu PDI-P, Golkar, dan Gerindra menghasilkan berbagai poros koalisi yang akhirnya terbentuk 2 pasangan capres dan cawapres yang akan bertarung pada 9 Juli nanti.

Capres dan cawapres nomor urut pertama adalah pasangan Prabowo-Hatta, dimana Prabowo merupakan ketua umum dari partai Gerindra, dan Hatta Rajasa merupakan pasangan yang diusulkan untuk mendampingi prabowo setelah Gerindra berkoalisi dengan partai Golkar, PKS, PAN,PPP dan PBB

Selanjutnya ada Jokowi dan Jusuf Kalla yang diusung dari partai PDI-P dan partai koalisinya yaitu Nasdem, Hanura, dan PKB. Pasangan ini menempati nomor urut 2 pada pilpres mendatang. Jokowi yang sebelumnya adalah Gubernur DKI Jakarta dan mantan walikota solo akan bertarung bersama Jusuf Kalla (JK). 

Pilpres 2014 benar-benar didambakan akan membawa Indonesia menuju perubahan besar di masa 5 tahun mendatang, Indonesia yang dapat bersaing dengan negara lain, serta segala aspek positif. Hal ini harus didukung oleh masyarakat demi terwujudnya pemilu yang jujur dan adil, maka dari itu masyarakat haruslah membantu dalam memantau kegiatan ini.

Di tahun 2014 ini merupakan era tahun sosial media, tidak heran kalau banyak sekali informasi tentang 2 kubu pasangan ini beredar dimana-mana. Tidak hanya itu, era sosial media ini membuat kedua pendukung menjadi saling serang, fitnah, merasa calonnya paling benar, dan menimbulkan kebencian. Semua itu bisa disimpulkan sebagai Black Campaign atau kampanye hitam.

perseteruan dua kubu ini penulis rasa akan terus berlanjut hingga pemilihan presiden nanti, dan akan masih banyak beredar berita berita baru tentang dua kubu ini baik itu berita positif atau berita negatif. Media massa haruslah mempunyai sikap netral terhadap pilpres ini dan harus mentaati kode etik jurnalistik.

Semoga kita menjadi pemilih yang cerdas dalam pilpres tahun ini, tidak terpengaruh oleh provokasi dari media yang sekarang banyak beredar, gunakanlah hak politik sesuai dengan pandangan politik dan hati nurai masing-masing, dan janganlah ajang pilpres ini menjadi perpecahan silaturahmi dengan sahabat, kawan, dan keluarga karena hanya adanya perbedaan pandangan dan pendapat.

Dan semoga Indonesia akan dipimpin oleh pemimpin sejati yang tegas dan tidak mengedepankan kepentingan kelompoknya tetapi mengedepankan nasib rakyatnya serta keutuhan NKRI.

No comments:

Post a Comment